gannu sokmo

Monday, June 20, 2011

NAFSU PRASANGKA, SIFAT DENGKI DAN KEIMANAN

NAFSU PRASANGKA, SIFAT DENGKI DAN KEIMANAN Setakat mana kepuasan kita? Adakah dengan wang dan harta yang banyak? Sahabat yang sejati? Keluarga yang bahagia? Adik Beradik yang sejati? Perkejaan/perniagaan yang menepati citarasa kita? Negara tanpa huru hara? atau Keimanan yang teguh? Kita hamba Allah yang setiap detik masih mencari cari? Tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat memuaskan hati nulari kita. Kalau di berikan keluarga bahagia - mungkin kita tidak dapat memiliki sahabat yang sejati? Ini semua adalah pemberian Allah yang menduga hamba hambaNya. Ada yang punya wang tetapi tiada keImanan dan sebalikNya yang punya keImanan tetapi tidak punya harta yang banyak? Apakah kemahuan kita. Seringkali kita tidak pernah puas dengan pemberian dan rezeki Allah. Kita mahukan lebih dari apa yang kita kecapi? Di mana salahnya kita? Adakah nafsu yang mengawal keImanan atau citarasa yang tiada had? Adakah anak pinak, adik beradik atau sahabat yang menjadikan kita syukor dengan pemberian Allah? atau mereka lah yang menjadikan kita gusar? Semua ini berlaku kerana Allah menduga kita? Sejauh mana perasaan hasad dan dengki kita dalam berkeluarga dan bermasyarakat? Sifat dengki (hasad) dan mencari- cari kesalahan org lain itu HARAM !! Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “Kamu sekalian, satu sama lain janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya.” Riwayat Muslim Sifat taqwa akan menjadikan seseorang itu menginsafi akan kewujudannya di bumi ini sebagai seorang khalifah yang dipe-rintahkan untuk memakmurkan bumi ini, menyayangi sesama umat Islam, berlaku adil, membuat kebaikan serta meninggalkan segala keburukan dan kejahatan. Sifat taqwa jugalah yang mendorong kita sanggup melakukan apa saja yang dipe-rintahkan Allah dan meninggalkan larangan-Nya demi mendapatkan keredaan Allah. Dan ketahuilah bahawa sebaik-baik umat manusia adalah yang paling bertaqwa kepada Allah. Firman Allah yang bermaksud: “Orang yang menyakiti hati orang mukmin lelaki dan perempuan di atas perkara yang tidak dilakukan, maka sesungguhnya mereka itu melakukan dusta dan dosa yang nyata.”

Thursday, May 26, 2011

Monday, May 23, 2011

Champione BPL 2010/2011 Manchester United

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup

Sunday, May 22, 2011

Akibat Berbakti kepada Orang Tua

Akibat Berbakti kepada Orang Tua

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sebagaimana kita maklumi bahwa setiap manusia mengharapkan dan mengidamkan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat, memperoleh kemudahan dan keluasan pintu rezki, dan keberkahan di dalamnya. Untuk itu, kita harus mengenal rambu-rambu yang dapat mengantarkan kita padanya. Juga akibat-akibat durhaka pada mereka, agar kita terhindar dari hambatan dan penghalang untuk meraih harapan dan cita-cita.

Karena profesionalisme sangat tidak cukup untuk mengantarkan kita pada cita-cita. Bahkan limpahan rizki dan materi pasti juga tidak cukup untuk mengantarkan manusia pada kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati di dunia dan akhirat. Bahkan justru sebaliknya, materi yang melempah sering menghantam kehidupan manusia. Sehingga ia terjatuh ke dalam kesengsaan batin, dan penderitaan yang abadi di akhirat. Untuk itu, kita sangatlah butuh pada bantuan dari Allah dan Rasul-Nya serta Ahlul baitnya untuk mengenal secara baik rambu-rambu tersebut.

Allah swt menegaskan dalam firman-Nya:

“Rendahkan dirimu terhadap mereka dengan penuh kasih saying, dan ucapkan: “Duhai Tuhanku, sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu kecil.” (Al-Isra’: 24).

Rasulullah saw bersabda:

??????? ??????????? ??????????? ????????????? ?? ??????? ???? ??????? ???????? ??????? ???????????

“Berbaktilah kamu pada orang tuamu, niscaya anak-anakmu akan berbakti padamu. Jagalah kesucian isteri orang lain, niscaya kesucian isterimu akan terjaga.” (Al-Wasail 20: 356)

Berbakti tidak cukup hanya saat mereka hidup

Rasulullah saw pernah ditanyai: “Siapakah yang paling besar haknya terhadap seseorang?” Beliau menjawab: “Kedua orang tuanya.” Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya ada orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya ketika mereka hidup, jika ia tidak memohonkan ampunan untuk mereka setelah meninggal, maka ia dicatat sebagai anak yang durhaka kepada keduanya. Dan sungguh ada orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya ketika mereka hidup, tapi sesudah mereka meninggal ia memperbanyak istighfar untuk keduanya, maka ia dicatat sebagai anak yang berbakti.” (Mustadrak Al-Wasâil 2: 112)

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Sungguh ada seorang hamba yang berbakti kepada kedua orang tuanya ketika mereka hidup; tetapi setelah mereka meninggal, ia tidak menunaikan hutangnya, tidak memohonkan ampunan untuk mereka, maka Allah mencatat ia sebagai anak yang durhaka. Sungguh ada seorang hamba yang durhaka kepada kedua orang tuanya; tetapi setelah mereka meninggal ia menunaikan hutangnya dan memohonkan ampunan untuk mereka, maka Allah mencatat ia sebagai anak yang berbakti kepada mereka.”

Tingkat kewajiban berbakti pada orang tua

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban yang paling besar.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 178)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Ada tiga hal yang wajib dilaksanakan: Menunaikan amanat kepada orang yang baik atau yang zalim, memenuhi janji kepada orang yang baik atau yang zalim, dan berbakti kepada kedua orang tua yang baik atau yang zalim.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 179)

Akibat-Akibat berbakti kepada Orang Tua

Sebagaimana durhaka pada mereka berdampak ke dalam kehidupan, juga berbakti kepada mereka memiliki dampak dan akibat positif ke dalam kehidupan kita. Akibat-akibat itu antara lain:

Diridhai oleh Allah Azza wa Jalla

Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meri­dhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).

Disayangi oleh Allah swt

Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali, Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Faqîh 4: 371)

Ya Allah

Indahkan kepada mereka ucapanku

Haluskan kepada mereka tabiatku

Lembutkan kepada mereka hatiku

Jadikan aku orang yang sangat mencintai mereka

Ya Allah

Jangan biarkan daku lupa untuk menyebut nama mereka sesudah shalatku

pada saat-saat malamku, pada saat-saat siangku

Ya Allah

Jika ampunan-Mu lebih dahulu datang kepada mereka,

izinkan mereka untuk memberi pertolongan kepadaku

Jika ampunan-Mu lebih dahulu sampai kepadaku,

izinkan aku untuk memberi pertolongan kepada mereka

Sehingga dengan kasih sayang-Mu kami berkumpul di rumah-Mu yang mulia

di tempat ampunan dan kasih-Mu

Sungguh Engkau Pemilik karunia yang besar dan anugerah yang abadi

Engkaulah Yang maha Pengasih dari semua yang mengasihi

Kebahagiaan dan Sakinah dalam rumah tangga

Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang percaya kepadaku tentang berbakti kepada kedua orang tua dan menjalin silaturrahmi, maka aku akan menjaminnya dalam hal penambahan harta, penambahan umur, dan sakinah dalam rumah tangganya.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 176)

Diridhai oleh Allah swt

Imam Ja’far Ash-Shaqiq (sa) berkata: “Takutlah kamu kepada Allah, dan janganlah durhaka kepada kedua orang tuamu, karena ridha mereka adalah ridha Allah dan murka mereka adalah murka Allah.” (Al-Kafi 2: 349)

Menambah umur dan Rizki

Imam Ja’far (sa) berkata: “Jika kamu ingin ditambah umurmu oleh Allah, maka bahagiakan kedua orang tuamu. Berbakti kepada mereka dapat menambah rizki.” (Al-Wasâil 18: 371).

Kemudahan saat sakaratul maut

Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin memperoleh kemudahan saat sakaratul maut, maka hendaknya ia menjalin silarurrahim dengan karabatnya, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.” (Bihârul Anwâr 74: 66)

Kemudahan perhitungan amal pada hari kiamat

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Berbakti kepada orang tua dan menjalin silaturrahmi akan dimudahkan hisab amalnya…” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 177)

Wassalam

Saturday, May 21, 2011

Friday, May 20, 2011

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...